Waspada! Perubahan Iklim Bisa Sebabkan Depresi Musiman

Jum'at, 11 Oktober 2019 - 10:03 WIB
Waspada! Perubahan Iklim...
Waspada! Perubahan Iklim Bisa Sebabkan Depresi Musiman
A A A
JAKARTA - Ketika musim hujan semakin dekat, Anda mungkin mulai merasa sedikit murung, tidak produktif, tidak ingin bertemu orang-orang, tidak tertarik dengan kegiatan yang biasanya membuat bersemangat, dan gejala lain yang mungkin dianggap sebagai winter blues. Suasana hati ini sebenarnya bisa menjadi tanda depresi musiman atau seasonal affective disorder (SAD).

Apa itu SAD? Seperti dilansir Times Now News, SAD merupakan jenis depresi yang terjadi akibat perubahan musim. Gejala gangguan efektif musiman dimulai pada awal musim gugur, berlanjut hingga musim dingin dan berakhir pada musim semi. SAD biasanya terjadi pada waktu yang sama setiap tahun dan kadang-kadang juga dikenal sebagai depresi musim dingin.

Gejalanya, termasuk beberapa gejala umum depresi yang hanya muncul selama musim tertentu. Sebut saja, suasana hati yang rendah, tidak menikmati aktivitas normal sehari-hari, sifat lekas marah, perasaan tidak berharga, merasa malas, mengantuk sepanjang hari, banyak tidur dan sulit bangun, ingin konsumsi karbohidrat, berat badan bertambah, berat di tungkai, masalah hubungan, kesedihan, penarikan sosial dan masalah dalam konsentrasi.

Banyak orang percaya bahwa depresi musiman merupakan tingkat depresi klinis yang lebih rendah atau kurang kuat. Namun, depresi musiman hanyalah tipe atau jenis depresi lain, seperti halnya depresi klinis, dan keduanya berbeda satu sama lain.

Jika Anda mengalami gejala seperti depresi pada musim tertentu, dan tidak meluas saat musim berubah, itu merupakan depresi musiman. Namun, jika gejalanya berlanjut, Anda harus mendapatkan diagnosis yang tepat.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya termasuk usia, jenis kelamin hingga iklim tempat tinggal. Menurut data, setengah juta orang di AS menderita depresi musiman. Tiga perempat dari orang-orang ini adalah wanita. Pola menunjukkan bahwa wanita berisiko lebih tinggi mengalami depresi musiman.

Statistik juga menunjukkan bahwa sebagian besar pasien ini berada di usia dewasa awal. Depresi musiman lebih cenderung memengaruhi orang-orang yang berada di usia dewasa awal. Orang tua cenderung mengalami SAD.

Iklim tempat tinggal seseorang juga memainkan peran penting dalam menentukan risiko depresi musiman. Kondisi ini lebih cenderung mempengaruhi orang yang tinggal di daerah berawan, atau di garis lintang yang lebih tinggi. Orang-orang yang pindah ke tempat-tempat seperti itu dari tempat-tempat yang lebih panas juga lebih mungkin mengalami penyakit ini.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2406 seconds (0.1#10.140)